Makam Seriwe memang tidak sepopuler Makam Selaparang atau yang lain. namun di sinilah tempat bersemayam Seorang yang gagah perkasa dulu yang memimpin sebuah kerajaan Pejanggiq. Perawatannya juga tidak seperti makam Selaparang dan yang lain. di Pagar dari makam tersebut malah di jadikan tempat menjemur pakaian warga sekitar. TInggal kita menunggu kesadaran keperdullian dari pihak yang berkaitan dengan termpat tersebut seperti pemerintah daerah dan warga sekitar.
Situs makam seriwe terletak di atas sebuah bukit kecil, di dusun seriwe, desa pejanggik,
kecamatan Praya, kabupaten Lombok Tengah lebih kurang 37 km dari mataram. Bukit tempat makam berada di sebut juga bukit Seriwe. Terletak di sebelah jalan yang menghubungkan kota praya ( ibukota kabupaten Lombok tengah ), dengan kota-kota kecamatan lain di bagian selatan kabupaten Lombok timur. Letak makam yang demikian menyebabkan lokasi tersebut mudah dijangkau dengan segala jenis kendaraan.
Oleh masyarakat setempat, makam seriwa dikenal
sebagai makam datu pejanggik. Sistem pemakaman diatas bukit merupakan tradisi
yang sudah berlangsung sejak zaman Hindu, hingga setelah masuknya agama islam.
Tradisi ini didasari oleh suatu konsepsi pemikiran bahwa pada tempat-tempat
yang tinggi (seperti
di puncak bukit) adalah tempat yanag suci, dan di situlah tempat bersemayan roh
nenek moyang dan para dewa. Dengan memakamkan seorang tokoh ” tempat yang
tinggi” juga dapat diartikan sebagai bentuk penghormatan dari yang masih hidup
kepada yang sudah meninggal ( nenek moyang ).
Di Lombok terdapat beberapa buah makam kuno yang
letaknya di atas bukit, seperti :
Makam Wali Nyatok, dekat
desa rembitan, kecamatan pujut, kabupaten Lombok tengah, Makam batu layar, wilayah
kecamatan gunungsari, Lombok barat, Makam buaq bakang, di desa
perigi, kecamatan pringgabaya Lombok timur
Di atas bukit Seriwa terdapat 3 deretan makam, berjajar arah timur
barat. Makam-makam pertama terletak pada deretan paling utara, atau deret
ketiga dari selatan, yang sebenarnya tepat berada di tengah-tengah(puncak)
bukit. Pada ujung barat deretan ini terdapat sebuah makam yang diberi cungkup.
Makam inilah yang oleh masy
arakat setempat dikenal sebagai makam Datu Pejanggik
yaitu Pemban Aji.
Pejanggik adalah satu diantara “kerajaan” yang dianggap tua di Lombok.
Sayang,sumber-sumber yang dapat di pertanggung jawabkan menurut disiplin ilmu
sejarah tentang hal ini kurang, sehingga kapan kerajaan Pejanggik ini muncul
belum dapat di tentukan. Satu-satunya sumber yang
ada hanyalah sumber local, berupa babad. Sebagaimana kita ketahui,
sumber-sumber yang demikian mengandung banyak kelemahan bila hendak digunakan
sebagai dasar rekonstruksi sejarah.
Menurut para ahli, “kerajaan-kerajaan”
kecil seperti Pejanggik ini banyak jumlahnya di Lombok. Masing-masing di pimpin
oleh seorang yang bergelar “datu”. Di dalam lontar “ babad selaparang” di
sebutkan bahwa salah seorang “datu” pejanggik bernama Prabu Dewa Kusuma,
sedangkan sumber lain menyebutkan nama Dewa Mas Panji. Sumber-sumber lokal
menyebutkan bahwa Raja-raja pejanggik ini memakai gelar “dat”, “Raja”, “Pemban
Aji” dan sebagainya. Gelar-gelar semacam ini sering di hubungkan dengan
kedudukan “Raja” dan lebih banyak mencerminkan unsur Lokalnya
3 Komentar
mbe papahn niki jang ?
BalasHapusCuma makam kepala dusun dianggap raja..
BalasHapusTanggapan 1343 M,mpu nama ato sira arya teja ato arya ato adityawarman berdomisili gajah mada kepakisan expidisi ke timur, expidisi ini melibatkan putra putra raja jayabaya dan raja jayabaya antara lain sira arya teja, arya kenceng, arya pudak, dan arya sentong, arya banjar getas, arya kutawaringin dan gajah para mereka adalah para pengen dr kediri dan jenggala, gajah mada dan mpu nala menobatkan arya kenceng, arya pudak, arya sentong, arya kutawaringin menjadi raja d wilayah balik. Sementara banjar getas menjadi tangan karangasem raja balik para waktu itu, Sementara mpu nala menjadi raja d dekat pelabuhan lombok sekarang, umur 49 tahun mpu nala mwmbawa k kerajaan damasraya, sedangkan puterax betara tunggul nala menggantikan ayahx menjadi raja lombok. Raja betara tunggul nala memiliki 2 putera, pertama deneq mas muncul d nobatkan menjadi raja bayan, tdk memiliki putera. Putera kedua betara deneq mas pengendengan segara katon menggantikan ayahx menjadi raja karena kayak tdk memiliki putera. Selanjutx deneq mas pengendengan segara katon memiliki tiga putera yg sering d sebut datu besanak telu, putera pertama betara sri dadelamata menjadi raja langko, kedua deneq mas komala jagat menjadi raja selaparang, ke tiga deneq mas putera komala desa sempopo waktu itu berusia tujuh tahun ikut ayahx raja pengendengan menjadi k rembitan. Para usia 98 th deneq mas pengendengan wafat, Sementara deneq mas putera komala dewa sempopo mendirikan keraaan pejanggik.d akhir pemerintahan deneq dewa sempopo masuklah agama islam yg d bawa oleh sular prapen, dewa sempopo tetap beragama hindu, setelah raja dewa sempopo wafat d gantikan puterax deneq mas komala sari memiliki agama islam, di gantikan lagi oleh puterax deneq mas unda putih yg memiliki 2 putera, yaitu putera pertama pemban aji komala sari d nobatkan. Menjadi raja gowa sumbawa, putera kedua deneq mas bekem buto intan komala sari melanjutkan keraaan ayahx menjadi raja pejanggik. Raja bekem buto intan memiliki putera pemban mas mraji. Sabri menjadi raja pejanggik berikutx. Pada mada pemerintahan pemban mraji waktu komala sari datanglah arya banjar getas d pejanggik.. Raja pejanggik memiliki putera pemban mraji kusuma komala sari.. Nah dari sinilah arya banjar getas mulai berulah
BalasHapus